MULTIKULTURALISME DALAM NOVEL LELAKI KAMPONG AER KARYA SYAFRUDDIN PERNYATA (KAJIAN ETNOGRAFI SASTRA)
MULTICULTURALISM IN THE NOVEL LELAKI KAMPONG AER BY SYAFRUDDIN PERNYATA (ETHNOGRAPHIC LITERARY STUDIES)
Keywords:
multikulturalisme, etnografi sastra, novelAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur multikulturalisme dalam novel Lelaki Kampong Aer karya Syafruddin Pernyata dengan menggunakan kajian etnografi sastra. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif analisis dengan sumber data novel Lelaki Kampong Aer karya Syafruddin Pernyata. Pengumpulan data meggunakan tabel pengklasifikasian data melalui teknik membaca, menandai, dan mencatat data. Analisis data dilakukan menggunakan teknik pengklasifikasian dan interpretasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) multikulturalisme pada aspek bahasa dalam novel terdiri atas bahasa Banjar dan bahasa Inggris, (2) multikulturalisme pada aspek organisasi sosial dalam novel adalah pemerintah, masyarakat, keluarga, dan kekerabatan dalam suku, serta (3) multikulturalisme pada aspek religi dalam novel berupa agama dan mistis. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam novel ini membuka pengetahuan mengenai cara pandang dunia melalui pengarang terhadap kehidupan multikulturalisme di Kota Samarinda yang dominan meggunakan bahasa Banjar dalam kehidupan sehari-hari serta perilaku masyarakat yang saling membantu dan menghargai meskipun berbeda suku dan kepercayaan.
This research aims to describe the elements of multiculturalism in the novel Lelaki Kampong Aer by Syafruddin Pernyata using ethnographic literary studies. This research uses a qualitative approach and descriptive analysis method with data sources from the novel Lelaki Kampong Aer by Syafruddin Pernyata. Data collection uses data classification tables through reading, marking, and recording data techniques. Data analysis was carried out using data classification and interpretation techniques. The results of the research show that: (1) multiculturalism in the language aspect in the novel consists of Banjar language and English, (2) multiculturalism in the social organization aspect in the novel is government, society, family, and kinship within the tribe, and (3) multiculturalism in the religious aspect in the novel is religion and mysticism. Thus, it can be concluded that this novel opens up knowledge about the world view of multicultural life in Samarinda City, which predominantly uses the Banjar language in everyday life and the behavior of people who help and respect each other even though they have different ethnicities and beliefs.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
Copyright (c) 2024 Hana Khairiyah, Sainul Hermawan, Ahsani Taqwiem
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.